• Bersama Peserta LK III Sulselbar dari Berbagai Cabang di Indonesia
  • Peserta LK II Bersama Kakanda Ir. H. Abd. Kahar Muzakkar (Anggota DPD RI)
  • Peserta LK II HMI Cab.Makassar Timur dari Berbagai Cabang diIndonesia
  • Peserta LK I Bersama Pengurus Komisariat Periode 2011-2012
  • Kohati HMI Cab. Makassar Timur Bersama Kakanda Akbar Tandjung
  • Peserta LK II HMI Cab. Makassar Timur Bersama Fadly Zon (Sekjen Partai Gerindra)
  • Kohati HMI Cab. Makassar Timur Bersama Fadly Zon (Sekjen Partai Gerindra)
  • Angkatan I HMI Kom. Stikes NHM Bersama Kanda Ryza Fardiansyah (Ketum HMI Cab. Makassar Timur Periode 2010-2011)
  • Peserta Gender Camp dari Berbagai Komisariat Sejajaran Makassar Timur yang diadakan di Ta'deang Maros
  • Peserta LK II HMI Cab.Makassar Timur dari Bersama Kakanda Akbar Tandjung

Minggu, 01 Januari 2012

Akbar Tandjung ; Dekadensi HMI dalam Konteks Kekinian

       Sebagaimana kita ketahui, HMI merupakan organisasi kemahasiswaan yang bernafaskan Islam dan bersifat independen. Dan sejak kelahirannya hingga kini telah mampu menunjukkan kiprahnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun demikian, seiring dengan dinamika sejarah bangsa Indonesia, adakalnya HMI mengalami fase pasang naik dan pasang surut.akan tetapi bagaimanapun HMI telah memberikan peran dan andil tersendiri, dalam  perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, dari mulai kelahirannya hingga kini.

         Pada kegiatan Intermediate Training HMI Cabang Makassar Timur hadir Kakanda Akbar Tandjung sebagai pemateri “Dekadensi HMI dalam konteks kekinian” dalam sambutannya beliau menegaskan bahwa permasalahan besar dan serius melanda HMI saat ini adalah mengapa HMI mundur dan memudar, salah satu alasannya adalah ketidak konsistenannya kader-kader HMI dalam mengaktualisasikan nilai-nilai suci HMI (NDP).”Salah satu jalan yang harus ditempuh  adalah perubahan pola pemikiran kader HMI yang sesuai dengan Nilai Dasar Perjuangan sebagai khitah HMI, perubahan sistem pengkaderan dan bisa menterjemahkan (menjabarkan) nilai-nilai normatif Islam menjadi konsep-konsep operasional disegala aspek kehidupan manusia (bidang budaya, ekonomi, politik, iptek)”, lanjut beliau.  

Gambar 01. Akbar Tanjung dalam pemaparan materinya
         Demikian pula kita dapat pahami bersama, HMI pun dihadapkan pada permasalahan internal sedemikian rupa di era orde baru.Pada tanggal 15 maret 1986, muncul HMI Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) yang menggunakan asas pancasila sebagai satu-satunya asas.Inilah pertama kali dalam sejarah, HMI mengalami perpecahan internal. Kita patut menyayangkan perpecahan di tubuh HMI tersebut, dan mengharapkan kejadian tersebut tidak terulang, dan hanya ada satu HMI, yakni HMI yang lahir di Yogyakarta pada 5 februari 1947 atas prakarsa Lafran Pane.Kini, HMI telah menggunakan asas Islam sehingga seharusnya tidak ada lagi alasan untuk tidak bersatu. Sebagai implikasi atas dinamika internal pula, 2 periode kepengurusan PB HMI yang terakhir mengalami konflik internal.Kita merasa amat prihatin dengan kondisi Pengurus Besar (PB) HMI yang telah 2 kali mengalami perpecahan sehingga menimbulkan dualisme kepengurusan.Bagaimana HMI akan mampu dipandang khalayak sebagai organisasi yang berwibawa dan kuat, apabila tradisi perpecahan menguat ? Bagaimanapun HMI harus tetap eksis dan kuat, sehingga diharapkan mampu memberikan kemaslahatan bagi ummat dan bangsa.Oleh karenanya tradisi perpecahan di tubuh HMI harus dihentikan.      
Selengkapnya...